Selasa, 08 April 2014

Meet Mrs.Park

Tittle    : meet mrs. Park
Genre   : Romance
Author  : Choi Rinri (tasya)
M.Cast  : MAGMA, EXO
Other   : Cari sendiri aja yaaa peace...
Length  : Oneshoot
          Assalamualaikum.... How was the day? Is it fine? I hope it will. Haayyyyy... Natasya comeback!!!! Moga moga kalian gak pada bosen ama tulisan tasya yang uaneh bin ajaib ini hihihihiihihi... Hari ini Tasya lagi abhagia bingits *curcol* Daripasa banyak cincong mendingh baca... Wkwkwkw

||||
          Pagi yang indah mengawali hari seorang Choi Rinri, matanya terpukau melihat hasil karya Tuhan yang sangat luar biasa dihadapannya itu.
          “Kenapa kau lihat terus?” tanya seseorang disebelahnya.
          Rinri menoleh, menatap sosok itu lalu tersenyum “Anniya, Noona-mu cantik sekali...”
          Si sosok tersebut yang ternyata Chanyeol tertawa garing. “Itukan hanya fotonya Cupcake~ Noonaku tak sesempurna yang kau lihat.”
          Senyum Rinri memudar, tubuhnya berputar lalu meninggalkan namjanya. Dia kesal, kenapa soih banyak orang yang mudah sekali menjelekan kerabatnya sendiri? Chanyeol mengerti, Rinri pasti kesal dengannya. Dia tahu, Rinri memang tidak suka bila ada orang yang meremehkan atau menjelekkan seseorang seperti itu. Karena menurut Rinri, semua orang itu dilahirkan sempurna.
         

“Cupcake... Ayolah... Jangan merajuk. Aku tahu kau kesal. Tapi kan tadi itu hanya percakapan biasa saja.. Banyak orang yang sering berkata seperti itu.” Chanyeol barargumen. Pria itu menghampiri gadisnya, menggenggam tangan simanis lembut penuh kasih sayang.
          “Dan kau salah satunya Yeol... Aku tidak suka!” rajuk Rinri kembali.
          Chanyeol tersenyum licik, tangannya yang semula berada menggenggam pergelangan Rinri kini menoyor dahi gadis itu. “Kau lupa? Dulu kan kau yang senang meledekku! Jadi siapa yang benci siapa?”
          Heheh... Rinri cengengesan. “Dulu kan berbeda, kulakukan semata-mata hanya untuk menutupi perasaan bodoh itu.”
          Oooppss... Rinri keceplosan. Tangannya cepat bergerak menutup mulutnya. Dia merutuki dirinya yang kelewatan bodoh itu.
          “Hahahhaha.... Kau begitu jujur Chagi...” goda Chanyeol.
          “Anniya! Itu hanya keceplosan!” oooppsss... Rinri melakukan kebodohan keduanya. Mana ada keceplosan bilang bilang eoh??
          “Ayolah mengaku saja Chagi.....” goda Chanyeol semakin bersemangat.
          TEEEEEETTTTT
          Bel pulang sekolah berbunyi. Rinri bernafas lega. Dia bisa lepas dari setan elf-nya. Jahil, Rinri memeletkan lidahnya lalu berlari menjauh dari Chanyeo l. Chanyeol bukan marah, dia malah merasa dirinya begitu beruntung. Beruntung karena memiliki kekasih bergati malaikat layaknya Rinri.
          Setelah memastikan Rinri tak berada di dekatnya lagi, Chanyeol tersenyum gaje. Tangannya tergerak menyentuh tengkuknya yang tak gatal itu. “Rinri.... Kau berhasil membuat kewarasanku hilang...” lalu ia mengikuti langkah gadisnya.
||||
          Hati Rinri berdegup kencang, seusai pertemuan dengan majaer Shu, Chanyeol nekat mengajak Rinri untuk bertemu dengan sanak keluarganya. Rinri berulang kali menyatakan keraguannya. Ia takut keluarga Chanyeol kurang menyukai keberadaannya. Bagaimanapun, Rinri seorang publik figur. Sama dengan Chanyeol. Jadi dia takut ibunya Chanyeol akan risih dengan perkerjaannya yang satu itu.
          Rinri paham, jika suatu saat nanti jika Chanyeol memintanya untuk berhenti. Maka mau tidak mau dia akan berhenti.
          “Ayo masuk. Kenapa jadi seperti robocop?” gurau Chanyeol. Dia tahu, pujaan hatinya itu gugup berat. Masalahnya,, Chanyeol akan mengenalkan Rinri sebagai calon istrinya. Bukan kekasihnya.
          Chanyeol memintanya bukanlah dengan cara yang manis. Dia melamar Rinri hanya dengab sepucuk surat yang ia selipkan di jadwal yang saat itu Rinri sedang baca. Jadwal konser EXO bulan ini.
          “Kau yakin denganku? Maksudku aku seorang publik figur, sama denganmu. Bagaimana jika keluargamu tidak menyukaiku??” tanya Rinri sekali lagi. Dia berjanji, itu adalah terakhir kalinya ia menyinggung masalah itu.
          Chanyeol menghela nafasnya. Dia bosan. Sampai kapan gadis ini tidak akan percaya padanya. “Rinri sayang...... Dengarkan aku. Aku mencintaimu dengan seperangkatnya. Maksudku, tak perduli apapun kau. Yang terpenting itu kau. Arra??”
          Dan untuk kesekian kalinya, Rinri terpukau akan perkataan Chanyeol. Pasrah, Rinri menggelayutkan tangannya ke Chanyeol. Chanyeol menerima dengan sennag hati. Membimbing setiap langkah kaki jenjang Rinri memasuki kediaman mewah keluarga Park.
          CKREK....
          Mata Rinri melebar. Saat membuka pintu, hal yang pertama kali menyambutnya ialah puluhan house maid yang tersenyum manis kearah mereka berdua.. “Lihatlah, betapa kayanya kau. Aku takut aku tak sama...” cicit Rinri pelan. Rasa ketidak PD-annya muncul kembali.
           “Rinri.....” desis Chanyeol malas.
          Rinri menggeleng lalu mencoba untuk tersenyum kembali. Mencoba membangun ke percayaan dirinya ulang. Mencoba yakin bahwa dia memanglah yang terbaik untuk Chanyeol.
          “Kyaaaaa..... Calon menantuku dataaanngg...”
          Teriakan histeris yang berasal dari lantai dua terdengar nyaring. Chanyeol tersenyum penuh kemenangan. Sedangkan Rinri bernafas lega. Setidaknya saat ia masuk Eomma Chanyeol sudah menunjukan ke akrabannya. Ya walaupun baru dari suaranya saja.
          Tak Tak Tak.... terdengar seprti efek suara dari seseorang yang sedang menuruni tangga. Rinri mengeratkan genggamannya. Chanyeol mengelus punggung Rinri lembut. Bermaksud untuk menenangkan kegelisahan yang di derita belahan jiwanya.
          “Mana calon menantuku?” tanya suara itu.
          Keringat dingin mulai bercucuran di dahi molek Rinri, Chanyeol sigap menyalurkan ketenangan melalui senyum mautnya. Merasa sudah PD, Rinri melepaskankan genggamannya dan mulai memperkenalkan diri.
          “Anyeonghaseyo.... Cho neun Choi Rinri imnida, ghamsahamnida...” Badannya terbungkuk 90 derajat.
          Senyum tipis tercipta diantara pipi nyonya Park. Nyonya Park merasa, Rinri bukanlah yeoja yang buruk. Ia patut diberi kesempatan.
          Nyonya Park memang terlihat amat ramah. Tapi sejujurnya, ia akna menjalankan beberapa test kecil tersembunyi. Beliau tentu ingin yang terbaik untuk putra bungsunya.
          “Ah, Eomma... Ini yeoja yang kuceritakan waktu itu.” Ujar Chanyeol.
          Nyonya Park tersenyum, seingatnya Chanyeol pernah bercerita bahwa gadis ini pintar memasak. Oke! Sekarang beliau tahu, bagaimana cara mengetestnya.
          Tangan Nyonya Park meraih pundak Rinri. “Besok, keluarga besar kami akan berkumpul.. Bagaimana kalau kau menemaniku ke pasar untuk membeli bahan-bahannya.”
          Mendengar kata pasar, Rinri sedikit terkesiap. Dia takut malah akan membuat keributan disana. Nyonya Chanyeol menyunggingkan senyum setengahnya. “Kau tidak mau nak?” akting beliau semanis mungkin.
          “Bukan begitu ahjuma, hanya saja.... Aku takut membuat keributan disana...” ujar Rinri takut-takut.
          HA! Eomma Chanyeol baru sadar. Rinri kan seorang publik figur. Pantas saja dia takut ke pasar. Takut pasar yag seharusnya menjadi tempat transaksi jual beli malah berubah fungsi menjadi acar jumpa pers. Terlihat jelas raut sedih di wajah cantik nyonya Park. Pupus sudah harapan untuk mengetest calon pilihan anaknya itu.
          Rinri tersadar, lalu ide cemerlang terlintas dipikirannya tiba-tiba. “Bagaimana, kalau ahjuma tunggu sebentar, biar aku mengambil alat penyamaranku dulu di mobil. Lalu kita ke pasar.”
          Ey? Kepala Nyonya Park mendongak. Beliau kira Rinri akan senang jika rencana ke pasar itu batal. “Tapi aku sedang malas naik mobil.. Aku ingin naik motor. Tapi aku tak bisa mengendarainya.” gerutu Nyonya Park. Ini juga sebenarnya hanya akal-akalan beliau saja.
          Chanyeol terkekeh. Sebenarnya, dia heran kenapa Eommanya mau naik motor. Karena setahu dia Eommanya itu paling anti pada kendaraan yang bernama motor. Tapi melihat betapa lucunya saat Eomma tercintanya itu mempoutkan bibirnya. Sungguh kejadian yang langka.
          “Tenang ahjuma, aku bisa mengendarai motor. Tapi sayang, aku tidak membawanya.” Rinri menyesal. Dia tidak tahu kalau Nyonya Park ingin berkendara motor.
          “Kau punya motor?” tanya Nyonya Park takjub.
          Yang ditanya Rinri, tapi Chanyeol yang menjawab.  “Iya Eomma, bahkan motornya motor sport!!!”
          WHAT? Shock. Nyonya Park Shock. Beliau kira Rinri termasuk yeoja manis penyuka hal manis. And you have to know, motor sport bukan termasuk hal yang manis.
          “Ka-kau kenapa k-kau suka motor sport??” Nyonya Park gelagapan.
          Rinri menyunggingkan senyum indahnya. Chanyeol saja bahkan sampai termegap-megap. “Aku suka, karena motor itu hasil jerih payahku sendiri. Yang menemaniku selama ini. Jauh sebelum aku menjadi publik figur.”
          Rinri terlihat bangga. Tentu ia bangga, karena motor sportnya itu hasil dari saat ia bekerja menjadi penyanyi cafe.
          “Kau pernah bekerja sebelumnya??” tanya Nyonya Park terkejut (lagi -_-)
          Dan lagi-lagi, kali ini pula Chanyeol yang menjawab. “Iya Eomma, dulu dia penyanyi cafe. Dia sebenarnya anak dari hmmmppfffttt....”
          Perkataan Chanyeol terpotong seiring dengan bekapan dari tangan Rinri. Nyonya Park terkekeh. Satu lagi poin yang dia dapat. Rinri tidak pintar menyembunyikan tabiat aslinya. Dia begitu polos.
          “Ahjumma, aku ambli baju dulu ne!!!” serobot Rinri tiba-tiba. Dia tidak mau Chanyeol terlalu banyak membuka rahasia kehidupannya. Biarlah nanti dia sendiri yang bercerita pada Nyonya Park.
          “Arraseo....” tanggap Nyonya Park.
||||
          5 jam sudah Chanyol menunggu sendirian (maid gak dihitung yyaaa) di rumahnya, sebenarnya dia punya kakak. Tapi sayang, kakaknya itu sedang berlibur keluar negeri.
          “Huufftt... Membosankan. Aku heran, kenapa mereka betah sekali disana. Padahalkan kawasannya begitu becek. Lagipula, kenapa Eomma mengajak Rinri ketempat yang seperti itu?”
          Chanyeol menggerutu tidak jelas. Dia kelelahan, lalu tertidur.
          Sinar terang matahari mulai meredup, ketukan pintu juga sudah berulang kali terdengar. Ketukan itu berasa;l dari Rinri dan Nyonya Park. Mereka memang baru saja sampai rumah.
          Nyonya Park terkesima dengan wanita pilihan anaknya itu. Beliau kira, butuh 1 minggu untuk menguji gadis ini. Tapi nyatanya? Seharipun beliau rasa sudah cukup. Gadis ini cukup terbuka padanya, menceritakan asal-usul dirinya. Dari sini Nyonya Park tahu bahwa seorang Choi Rinri ternyata anak seorang pengusaha Korea yang menetap di Jepang.
          Nyonya Park juga kaget saat ia mengetahui bahwa Rinri memulai segalanya dari 0. Gadis cantik itu sama sekali tidak memnita bantuan dari Appanya yang kaya. Rinri memisahkan diri ke Korea bersama pelayan setianya untuk mengadu nasib secara terpisah.
          Rinri tahu Appanya orang yang cukup tersohor di Jepang. Tapi.... Mau bagaimanapun, yang sukses tadi itukan Appanya bukan dia. Karena dia ingin menjadi seorang wanita yang sukses, maka ia harus berusaha.
          Sembari menunggu Chanyeol yang tak kunjung jua membukakan pintu, mereka berdua mengisi kekosongan dengan beberapa percakapan ringan.
          “Sebenarnya aku tadi mengajakmu ke pasar hanya ingin mengetest mu dengan beberapa test.” Ujar Nyonya Park membuka pembicaraan.
          “Iyakah Eomma??” Tanya Rinri. Tadi, saat dipasar, Nyonya Park memang meminta Rinri untuk memanggilnya dengan sebutan Eomma.
          “Iya, tapi kau sungguh luar biasa. Aku jadi ingin kau cepat menikah dengan putraku.” Nyonya Park keceplosan. Beliau sendiri kaget, kenapa runtayan kalimat itu keluar tiba-tiba dari bibirnya.
          Ternyata, bukan Nyonya Park saja yang kaget, Rinri jua sama. Chanyeol memang sudah melamarnya. Tapi acara lamaran itu hanya sebatas dia dan Chanyeol saja. Belum bisa melibatkan ke 2 belah pihak secara tetap.
          “Kurasa Chanyeol belum siap Eomma. Dia masih muda.”
          Nyonya Park mengernyit, lalu terlintas suatu pertanyaan diotaknya. “Rinri, Eomma tahu kau ini seorang publik figur. Dan suatu saat nanti kau pasti akan berhenti. Kalau Eomma boleh tahu, atas dasar apa kau berhenti suatu saat nanti.”
          Nah!! Gotcha! Rinri sudah memprediksi, bahwa suatu saat nanti Nyonya Park pasti akan menanyakan hal ini. Dengan satu kali hembusan nafas, ia mencoba meyakinkan jawaban yang akan ia pilih sekarang. Semoga ini adalah suatu keputusan yang terbaik.
          “Aku akan berhenti, disaat Chanyeol memintaku untuk berhenti. Kami memang sudah pernah membahas ini Eomma. Meski diakhiri dengan Chanyeol yang tertunduk lesu..” Rinri jadi terkekeh memngingat masa itu. Masa dimana saat Chanyeol menanyakan pertanyaan yang sama saat Nyonya Park tanyakan. Tentu Rinri menjawab dengan hal yang serupa. Chanyeopl merasa tak enak hati, lalu pada akhirnya Chanyeol terkulai lesu dan Rinri mati-matian meyakinkan bahwa Chanyeol sama sekali tidak bersalah.
          “Jinjayo?? Kau yakin?? Bukankah itu mimpimu???” Tanya Nyonya Park kaget  (lagi -_-) gadis yang satu ini memang pintar membuatnya terkena serangan jantung =_=
          “Tapi hidup untuk waktu yang lebih lama bersama Chanyeol lebih penting dari itu Eomma.”
          Jawaban gadis ini berakhir, saat seorang maid paruh baya membukakan pintu. “Jwesonghamnida Nyonya, nona, kami semua tidak tahu kalau kalian sudah pulang. Karena suara bel sama sekali tidak terdengar. Jwesonghamnida....”
          Rinri geleng-geleng “Gwenchana ahjumma, lagian kami baru sampai. Saya juga yang salah. Tadi lupa tidak menekan bel.. Jwesonghamnida.” Rinri membungkukan tubuhnya 90derajat.
          Si maid dan Nyonya Park tercengang. Rinri ternyata hormat pada siapa saja. Bahkan kepada seorang maid sekalipun.
          “Nona bukan begitu tapi saya...” Si Maid merasa lebih tidak enak. Jadi ia juga ikut-ikutan membungkuk.
          Nyonya Park jadi bingung, beliau harus bagaimana. Masa iya beliau jadi ikut-ikutan membungkuk seperti tadi? “Sudah sudah... Lebih baik kita masuk. Bibi, bisa kau bawa belanjaannya??” tanya Nyonya Park pelan.
          “Anniya Eomma, biar aku saja yang membawanya!” Ujar Rinri semangat. Di gulungnya lengan bagian atas blousenya.
          “Ri-ah... jangan. Nanti kalau tanganmu pegal-pegal bagaimana??” cemas Nyonya Park. Okay, dalam mendidik anak, Nyonya Park memang sedikit berlebihan.
          “Eomma, kau meremehkanku eoh??” Rinri mendongakkan kepalanya lalu menyentil hidungnya berlagak ala seorang kungfu master.
          “Hahahhahahahah...” tawa nyonya Park lepas. “Arraseo, coba biar kulihat seberapa kuat dirimu Park Rinri....”
          Rirni mendadak merinding mendengar namanya disebut demikian. “Eomma, aku belum menikah dengan Chanyeol.....” Rinri mengeluarkan puppy eyesnya.
          Nyonya Park memutar pandangannya. “Bisakah kau tidak bertingkah semanis itu Ri-ah... Kajja masuk!”
          Rinri tersenyum puas. Hihihihi, biar saja, diakan memang belum menikah dengan Chanyeol.
||||
          Begitulah kurang lebih hubungan antara Nyonya Park dan Rinri. Mereka mudah akrab. Demikian pula dengan Yura (kakak Chanyeol). Awalnya Yura memang kaget, saudara bungsunya ternyata telah memiliki pilihan. Dan jujur dia sempat meremehkan kemampuan Rinri. Karena terang-terangan saja. Rinri itu cantik sekali, tubuhnya bagus, kulitnya mulus, jadi wajar jika Yura mengira bahwa Rinri tidak suka mengerjakan pekerjaan  rumah.
          Tapi dugaan itu teruntuhkan saat Yura melihat dengan mata kepalanya sendiri, seorang Rinri sibuk membenahi dorm MAGMA. Memang pada saat itu dia hanya niat berkunjung, tapi saat ia melihat Rinri yang kewalahan ia menjadi tak tega dan ikut membantu.
          Rinri juga memukau keluarga Park dengan hasil masakannya. Suatu hari dia memang sengaja membuat masakan yang cukup rumit. soondubu jiggae. Bahkan Nyonya dan Yura Park bersumpah bahwa mereka belum tentu bisa membuat makanan selezat itu. Jadi pada akhir kesimpulan, mereka menerima Rinri dengan senang hati untuk menjadi pendatang baru dikeluarga mereka. Bahkan kalau menurut Chanyeol, akhir-akhir ini Yura dan eommanya jauh lebih perhatian pada Rinri dibandingkan dengannya. Tapi tak apa, dia senang. Kebahagiaan Rinri tentu kebahagiaan dia juga.
          Kini Rinri dan Chanyeol sedang berduaan di taman kediaman keluarga Park menikmati sejuknya udara pagi. “Tumben Yura Eonni mau memasak...” nyata Rinri.
          Chanyeol mengangguk setuju. “Iya tumben sekali noona mau memasak.”
          “............”
          Mereka hening kembali kurang lebih sampai 15 menit. Dan keheningan itu berakhir saat Chanyeol dengan beraninya merangkul pundak Rinri. Mengusahakan agar kepala Rinri mau bersender di dadanya.
          “Rinri, harus kau tahu......”
          Belum sudah Chanyeol selesai berkata, sudah dipotong oleh Rinri. “Nado Elf... Nado.... Bahkan kurasa cintaku jauh lebih besar dibandingkan dengan kau.”
          Chanyeol sewot. Dia tak terima dikatakan bahwa cintanya dangkal. Oya, Rinri memang tak berkata seperti itu. Tapi jika ditelaah dari setiap kata yang ia lontarkan, tentu akan menyinggung ke arah situ.
          “Sudah jangan sewot. Yang penting kau tahu bahwa aku mencintaimu. Bahkan jika suatu saat nanti jika aku harus pergi terlebih dahulu demi kelangsungan hidupmu tentu aku mau.” Rinri berkata tegas. Membuat Chanyeol terpuka akan setiap kata yang baru saja ia dengar.
          “Aku tak salah memilihmu nona Choi......” Chanyeol mulai untuk mendekap tubuh mungil Rinri...
          “Tentu... Kau tak salah memilihku.”
END


0 komentar:

Posting Komentar

 

Untouchable world Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang