Selasa, 25 Februari 2014

Uri Romance




Tittle    : Uri Romance
Cast    : MAGMA, EXO
Genre   : Romance, school life.
Length  : Oneshoot
Author  : Natasya A.K.A Choi Rinri

          Assalamualaikum.... Selamat pagi readers.... Perkenalkan,
초는 린리 임니다... 방앞타!!! Ok... Fiction ini asli dua kelinci karya saya.. Kalaupun jika kalian menemukan kesamaan plot cerita, itu ada di blog saya yang satu lagi.. linknya : natasyatasyaadinata.blogspot.com
          Itu blog saya yang lama... Nah nanti itu blog bakal saya pergunakan untuk hal lain (tentunya bukan buat isi fiction) oke, di ff yang ini, ada sedikit perubahan... Jadi mian ne? Buabyeeeee... Silahkan menyimak ne!!!

WARNING! TYPO IS AN ART OF WRITING!!! *Author lambai-lambai tangan

|||
          Nyanyian sang burung melelehkan beberapa embun yang masih betah hinggap di ranting kayu, Oke, ini memang tidak nyambung sama sekali dengan romance kita.. Tapi keberadaan embun menandakan waktu yang amat pagi bukan?. Di waktu yang masih amat teramat pagi ini, Rinri dkk sudah berada disekolah. Mereka memang punya izin khusus, terlebih sekolah ini memang tempat penampungan artis seperti mereka. -_-. Seoul art International High School, begitulah namanya.
          MAGMA, G.Band yang sedang naik daun ini semua anggotanya bersekolah dimari.. Tak jarang mereka yang jadi pusat perhatian. Mereka keluaran GalaxyStar dan saingan terberat  mereka dalam berkompetisi adalah SNSD dan EXO. 2 grup B.Band n G.band yang berasala dari SM Entertaiment.. Lumayan menguras keringat lah...
          “One.. two.. three... four... five... six... seven... eight.. Ya,  berputar” Suara Boram, si lead dancer menggema di seluruh penjuru ruangan yang mereka pakai untuk berlatih.
          Peluh membasahi tubuh mereka, mereka semua terlihat serius. Apalagi Rinri, dahinya sampai tak berwujud -_-. Dia tak mau kalah dari teman-teman seperjuangannya. Karena bisa dibilang, jika dancenya adalah dance terburuk di MAGMA. Ia cukup kaku, dan terkadang sering menunduk malu jika sudah ditegur oleh pelatiih dance khusus groupnya.
          “Okay, kita selesai... Waktunya istirahat girls!!!” Tambah Boram dan disambut hangat oleh member lainnya. Semua nampak bahagia kecuali Rinri. Disaat orang lain sibuk berebut minuman yang sudah ia siapkan, ia malah mengulang beberapa gerakan yang ia anggap sulit.

          Sesaat, Je Soo si leader  heran kemana perginya Eomma mereka. Yup, Rinri memang sering dipanggil Eomma oleh semua, meski ia bukan yang paling tua, tapi tetap saja member MAGMA bersikuku ingin memanggilnya Eomma. Bukan karena ia terlihat tua, bukan juga karena tone suara Rinri yang er..... Dewasa.... Tapi, tak lain dan tak bukan karena sosok keibuan Rinri. Ia memang yeoja yang suka ber hight five dengan yang lain, namun... Tak bisa dipungkiri, Rinri itu yeoja yang amat teramat teliti (seperti kelakuan para ahjuma-ahjuma ituu)
          Tak tanggung-tanggung, di MAGMA ia pun menjadi koki handalan. Sekali icip masakannya, dijamin akan ketagihan dan tiada satupun orang yang mau menolak ajakan makan malam darinya. Kebersihan dorm? Jangan ditanya... Beliaulah yang berani repot-repot terjun langsung ke TKP. Meski manajer mereka berulang kali bilang agar Rinri tak seperti itu... Tapi ia tetap bersikuku dengan pendiriannya. Ia pikir, untuk apa bermalas-malasan, lebih baik memasak atau membereskan dorm.
          Cucian? Rinri rutin membawanya ke laundry, meski sebagai gantinya ia harus rela melakukan penyamaran bak para ninja-ninja di tv. Ini disebabkan karena pihak manajer takut Rinri jadi bahan amukan masa. Dan masih banyak lagi kelakuan aneh dari yeoja itu.
          Je Soo berdecak tatkala melihat Rinri yang susah payah berlatih lagi. Ia hampiri Rinri bermaksud untuk menghentikan aksi berlebihannya dan segera mengajak ia agar mandi duluan.
          “Eomma, mandilah!!”
          Yang dipanggil segera melirik, lalu melemparkan tatapan ‘sebentar lagi eonn~’ Je Soo menggeleng cepat. Ia harus bisa tegas bukan? Diakan leader *jadi situ bangga gitu?
          “Aisshh.. Arraseo Eonni~ aku mandi ne...”
          Senyum kemenangan mengembang cantik dipipi Je Soo. Rinri, yeoja itu.. Meski ia punya segudang ide gila agar bisa membanganggakan semua orang yang mencintainya bangga, tapi akan ia hentikan jika Je Soo yang memintanya.
          Rinri merogoh ranselnya guna mengambil beberapa peralatan mandi. Ia raa suruha Je Soo tadi tak salah. Mandi paling awal itu ternyata lebih menyenangkan... Setidaknya ia tak merasa seperti dikejar-kejar beribu pasukan hamtaro rabies.
          Langkah gadis itu sedikit meloncat-loncat dan senandug kecil terdengar dari bibir mungilnya. Jika ini siang, maka sudah dipastikan pasti banyak orang yang akan rela berdesakan demi mendengar seperdetik suara emasnya. Entahlah, tapi kata banyak orang, suara Rinri itu unik.
           Sesampainya di kamar mandi, senandungnya tak kunjung berhenti.. Ia menyanyikan lagu Pink-Just give me a reason.
          Siapa saja yang mendengar suaranya, pasti takkan pergi kemana-mana, suaranya itu bak power glue yang siap menjerat siapa saja yang mendekat.
|||
          DUM... DUM... DAM....
          rasio 7 km dari kamar mandi terlihat langkah terburu-buru dari seorang pria. Rupanya pria itu sedang kebelet pemirsah hahaha.... Sebelum masuk ke kamar mandi, ia memanstikan dulu apakah toilet itu diperuntukan untuk namja atau yeoja. Setelah yakin bahwa toilet itu untuk namja. Barulah ia masuk..
          KREK....
          Dengan kecepatan setara dengan thunder Bolt, ia buka satu persatu pintu toilet. Naas, toilet yang waras hanya tinggal satu dan itu sedang digunakan.. AARRGGHH namjua itu mengacak rambutnya frustasi. Mungkin lebih baik ia bersabar.
          3 menit....
          6 menit.....
          Yakkk!!! Ini keterlaluan! Ini sudah tak bisa ia tahan lagi! Ia butuh toilet itu.
          TOK... TOK... TOK... Gedor namja itu keras-keras. “Cepatlah!!!! Aku sudah tidak tahan!!!1”
          DEG...
          Suara namja?
          Rinri tercekat, kerongkongannya kering... Ia tak habis pkir, kenapa namja bisa masuk ke tolet yeoja? Diikatnya rambut secara asal. Kalau masalah seragam, sudah ia kenakan sedari tadi. Mulutnya sudah berancang-ancang merencanakan semprotan terbaiknya.
          KREK....
          tanpa melihat wajah sang namja, Rinri meluncurkan tembakannya.
          “Yak! Kau namja gila! Tidakkah kau lihat ini toilet wanita?”
          “Ha?” jawab si namja.
          Rinri mendongak guna melihat wajah si tersangka dan.... twewewewewewew......
          “Chanyeol?”
          Bak petir menyampar ubun-ubunnya, Rinri keki setengah mati. Bertemu musuh bubuyutannya disaat-saat kurang menyenangkan seperti ini? Huuu bukan pilihan yang baik.. -_-
          “Cih? Apa yang dilakukan namja disini eoh?!”
          Yang diajak bicara bingung, bukankah ini memang toilet pria? Kenapa Rinri yang marah? Harusnyakan dia yang marah.
          “Diam, jangan ajakku berdebat dulu.” Mulut Rinri dibekapnya menggunakan tas gendong yang sedari tadi ia pakai.
          BRAK.
          Rinri berdecak kesal, sudah dibuat kesal, dilempar tas pula. Dasar namja aneh, pikirnya. Tak lama kemudian Chanyeol keluar. Rinri tambah kesal, pasalnya, wajah Chanyeol itu terlihat datar-datar saja.
          “Kau ini! Sudah membuatku menunggu, kau malah sok keren! Kau itu! Tidakkah kau tahu ini toilet wanita?”
          Chanyeol tak banyak bicara, ditariknya tangan Rinri. Rinri kaget, mau apalagi namja ini. Langkah mereka terhenti di depan pintu.
          “Sekarang lihat!” titahnya.
          Rinri menurut, dan betapa tegangnya ia ternyataaa....
          “Toilet namja.”
          Pipinya memerah, ia malu. Jatuh sudah imagenya. Sekarang ia merasa ia menjilat perkataannya sendiri. Tanpa babibu, ia ambil bajunya dan segera mengambil kangkah 1000.
||||
          “Eomma, kau kenapa?”
          beberapa pertanyaan menghujaminya. Berulang kali Rinri check tasnya. Siapa tahu benda itu terselip. 3 kali pengulangan sudah, dan hasilnya tetap sama. Nihil.
          “Eomma, kutanya kau kenapa?!” MinRin mulai naik pitam.
          “Anniya, nan jeongmal gwencahana magnae~”
          Member MAGMA yang lain tahu, Rinri pasti berbohong. Keadaan ini sering kali terulang. Jika ditanya kenapa, maka Rinri selalu menjawab tak apa-apa.
          “Jangan bohong!” titah Ji Soo.
          “Eonni, aku tak berbohong... Nan gwenchana....” Rinri menjawabnya dengan tenang. Sama sekali bertolak belakang dengan batinnya. Kalau boleh jujur, Rinri panik setengah mati.
          Tangan kekar milik seseorang menepuk pundaknya, Rinri refleks menoleh.
          “Ini, Ipod-mu terjatuh di depan pintu toilet”
          Eh? Wajah Rinri kembali memerah. Kali ni lebih merah, Chanyeol terkekeh. Rupanya gadis ini lucu juga. Seluruh mata member tertuju pada dua sejoli ini. Mimpi apa ya mereka semalam? Merupakan kesempatan emas bisa melihat mereka berdua dekat.
          “Terimakasih Yeol.....”
          “Ne Cheonma...” Melayanglah wink dari mata Chanyeol.
          BATHUMP BATHUMP.....
          Jantung Riinri bekerja 2 kali lebih cepat.
          Ya Tuhan..... Kenapa aku baru sadar bahwa dia itu tampan? Batinnya.
          Tangan Chanyeol beralih ke puncak kepala Rinri dan mengacaknya pelan. “Lain kali, berlebih hati-hatilah”
          MWO?!
          Seluruh warga kelas terkena serangan jantung seketika. Mulut mereka termegap-megap bak ikan mas koi. Meski Chanyeol telah berlalu, Rinri masih terpaku. Sesekali ia usap ulang kepalanya. Mencoba mengingat-ingat rasanya diusap oleh Chanyeol.
          Je Soo, member terdekat Rinri segera menghampirinya. Ia memutuskan untuk membangunkan Rinri dari fantasinya.
          “Ri-ah~ Kajja kita mulai mempelajari bab ini.”
          Merasa ada yang mengajaknya berbicara, lamunan Rinri-pun kabur. Ia segera sadar ek dunia asal. Dimana, Chanyeol dan dia hanya sebatas musuh.
          “Ah Ne! Ayo!”
||||
Di Dorm
          Segalanya terasa melelahkan, yaa.... mereka baru saja pulang dari salah satu variety show. Disaat semua member kocar-kacir ke kamar mereka, Rinri malah pergi ke dapur. Ia mulai memilih bahan-bahan masakan yang akan ia masak. Karena dia yakin, sahabat-sahabatnya itu pasti kelaparan.
          25 menit berlalu, masakan Rinri sudah selesai. Dengan riang, dibangunkannya satu persatu sahabatnya.
          “Bangun.... Makan malam dulu ne?”
          Mendengar kata makan, semua member terbangun dan berlomba-lomba sampai ke meja makan. Mereka makan dengan semangat, membuat senyum Rinri merekah sempurna. Ia senang masakannya disukai banyak orang.
          “Eomma, apakau sudah makan?” tanya Boram.
          Rinri menggeleng, ia jujur. “Kenapa kau tak makan Eomma?” tanya Ji so.
          “Aku sudah kenyang Eonni, makanlah! Melihat kalian makan seperti itu sudah membuat perutku tiba-tiba menolak untuk makan” jawabnya.
          EH? Je Soo segera memukul pelan bahu Rinri. “Makan cepat! Masa iya kau yang masak tapi kau tak ikut makan?”
          “Gwenchana Eonni, aku juga sedang proses diet.. Aku tidur dulu ne!”
          Rinri melangkah, meninggalkan Je Soo dengan puluhan teka-teki. “Hari ini dia aneh sekali” tanggap Ji Soo.
          “Ne, dia memang aneh hari ini.” lanjut Boram dan Min Rin.
||||
Rinri POV
          Pagi baru, tawa baru.
          Tiada yang lebih menyenangkan dibanding mempersiapkan bento untuk para sahabatku. Tapi naasnya, mereka ini sedang berpencar. Ada yang latihan basket, ada yang di perpustakaan, di ruang seni, dan masih banyak lagi...
          Kuantarkan satu persatu bento buatanku, senangnya... Respon mereka ternyata baik!
J Ngomong-ngomong soal makan siang, aku memang membuatkan bento untuk para eonni dan dongsaeng tapi..... Aku sendiri tidak menyisakannya untukku.
          Dari kejauhan, kulihat ada namja bertubuh atletis dengan bronze skin diseberang sana. Siapa lagi kalau bukan Kai? Sepupuku yang paling keren sedunia! Haha... Ya, sejauh ini belum ada yang mengetahui bahwa kami sebenarnya sepupuan. Bahkan banyak yang mengira kalau kami berpacaran. Kekekekek~ Kuhampiri dia dan dengan manja, kugelayutkan kedua tanganku di tangannya.
          Awalnya dia kaget, dan melirikku seolah aku ini sedang melakukan perbuatan kriminal -_-.
         
“Kajja, kita makan Baby Jo~ aku lapar.... Dengarlah, perutku sudah ber-Orcestra.. Waah.. Ayolah!!!”
          Tubuh Rinri sengaja tercondong ke depan dan dengan jahil, Kai mendekatkan telinganya kearah perut Rinri. Sehingga terlihat seperti seorang ayah yang ingin merasakah tendangan dari anaknya. Kalian mengerti bukan readers?
          Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang memperhatikan kelakuan mereka berdua. “Huh? Kenapa dada ini terasa sakit eoh?” bisik suara namja disana.
          “Baby Jo~ Aku ingin Ramyeon itu....” Pinta Rinri sok manja. Rinri memang seperti itu jika di dekat Kai. Namun, Rinri akan berubah seketika jika sudah dihadapkan dengan tanggung jawab sebagai salah satu member MAGMA.
          “Ne Chagiya~ Kau mau yang ini.. Ayo kita pesan.” Dasar, si Kai jahil. Tanpa disuruhpun ia memainkan drama ini dengan amat baik.

Chanyeol POV
          Sepertinya semangkuk jajangmyeon di kantin dapat membungkam para cacing yang ada di perutku ini. Aku terus melangkah, hingga entah mengapa rasanya kakiku terhenti dengan sendirinya. Aku merasa ada yang menarik disekitar sini,. Tapi apa? Kuedarkan pandanganku. Dan, terlihatlah. Nun jauh disana ada Rinri dan Kai. Oh.~
          Apa? Rinri dan Kai? Deg.
          Jantungku? AAAAA Kenapa berhenti. Ayo terus bekerja! Aku belum matikan? Rasanya nafasku tercekat. What The? Kenapa aku jadi lupa cara bernafas? Dadaku terasa sakit. Seperti ada yang menikamnya.
          “Baby Jo~ aku ingin Ramyeon itu...” Mwo? Kenapa wanita jalang itu manja sekali eoh? Setahuku, ia amat sangat teramat jaim dengan makhluk yang bergenus pria. Lalu kenapa ia bisa bergelayut layak monyet di kebun binatang bersama Kai?! Apa bagusnya Kai? Ia hanya namja berkulit hitam!!! Urrgghh! Eh? Kenapa aku harus marah? Lagi pula, bukankah bagus jika wanita aneh itu dengan Kai? Mereka bisa jadi pasangan teraneh sedunia. Baguslah.. Bagus-bagus!
          Iseng, aku ikut duduk di belakang kursi yang mereka tempati. Tak lupa juga memesan Jajangmyeon!!! “Chagiya... Kau yakin mau makan semangkuk besar Ramyeon itu?”
          Ish.... Apa itu Chagi? Hlueek! Yeoja seperti itu lebih pantas jika dipanggil ‘Evil Lady’
“Kau meragukanku huh? Berani sekali kau tuan Kim!” Bagus! Ya! Kau memang harus sewot kepadanya. Kai itu keganjenan! Eh? Tuhkan... Kenapa aku jadi seperti ini??? Dasar! Sepulang sekolah nanti, aku harus mandi lama. Otakku pasti sudah dicuci oleh yeoja iblis itu.
*Laaa.. Thor? Apa nyambungnya?
         
Choi Rinri POV.
          Memangnya aku tak tahu kau duduk dibelakangku huh namja jelek? Awas saja kau... Akan ku buat kau jengkel. Kekekekkeke~ Kubisikan sesuatu pada Kai. Kai mengangguk. Benar-benar sepupu yang bisa kuandalkan. Love you Baby Jo~ huauauauau..
          “Baby Jo~ Aku ingin jelly cocktail.. Ambilkan boleh?” Mati kau Chanyeol! Kau pasti mual melihat tingkahku yang seperti ini. Hahahah... Biarkanlah, tak apakan bersikap jail sedikit? Membalas perlakuannya. Ya Tuhan.. Maafkan aku...
          “Apapun untukmu...” Great!Kau yang terbaik Kai!!!
          Sebenarnya, aku benar-benar kelaparan. Tanpa basa-basi kulahap Ramyeonku dengan lahap. Ramyeon di kantin ini memang terbaik. Kulirik sebelah kanan dan kiriku. Banyak namja yang tersenyum tak jelas. Apakah mereka aneh melihat idolanya seperti ini? Biarlah, bagus. Biar mereka tahu juga kejelekanku. Jangan hanya tau yang bagusnya saja. Ya, aku memang yeoja yang sudah tak kuat jika dihadapkan dengan makanan. Aku pasti langsung bertekut lutut. Maka dari itu, para dongsaengku selalu menyogokku dengan makanan.
          “Lapar boleh, tapi lihatlah dulu. Sumpit yang kau gunakan terbalik.”
          TOENG...... Benarkah apa yang dikatakannya? Buru-buru kupastikan. Ciaaattt!!! Apa yang ia katakan benar! Duh! Kenapa jadi aku yang terlihat bodoh ya? Kenapa aku selalu terlihat bodoh jika dihadapkan dengannya?
          “I.. Ini... Ah iya! Aku sedang mencoba gaya baru dalam menggunakan sumpit. Kau juga mau coba?” Untungnya aku, dengan mudah aku dapat mengelak. Haha... Je Soo, kau mengajarkanku dengan baik! Love you sis!
          Kulihat ia hanya menggelengkan kepalanya seraya terkekeh pelan. Kenapa aku harus tertimpa kesialan berturut-turut seharian ini???
          “Hei, kau disini Yeolli!!” Baby Jo~ kau menyelamatkanku. Anak ini sebenarnya sudah tahu keberadaan Chanyeol sedari tadi. Tapi, atas permintaanku. Jadilah dia bermain drama konyol.
          “Oh ya, My CanRi~ ini cocktailmu. Habiskan ya! Kutunggu sepulang sekolah!! Aku akan selalu ada disampingmu. Jadi kau tenang saja.”
          Bwumpt!!! Hampir saja aku tersedak dengan ice tea ini. Kau terlihat menjijikan Kai. Itu terlihat berlebihan. Tidak natural! “n.. ne, pasti habis yeobo!!”
          Sudah terlanjur basah. Yasudah, aku balas lebih berlebihan. Saat beberapa Jelly itu akan masuk ke mulutku, tiba-tiba saja handphoneku bergetar. Hah! Benar-benar disaat yang tidak tepat.
          Eh? Manajer? Adap apa?
          “Yeoboseyo Oppa, wae?”
          “..........”
          “Mwo? Kau serius? Arraseo, jam berapa. Kenapa dadakan seperti ini?”
          “.........”
          “Lalu teman duetku siapa?”
          “........”
          “Tidak bisakah orang lain?” lututku melemas saat namanya disebut. Tapi ini pekerjaan, jadi mau tak mau aku harus tetap melaksanakannya. Aku dituntut profesional disini.
          “Baik, nanti aku sampaikan padanya. Oppa jangan lupa makan siang ne! Kalau kau lupa, aku akan memaksamu memakan masakan buatanku. Kekekek~”
          “...........”
          PIP.
          Menghela nafas sejenak, itu adalah kegiatan yang aku lakukan sekarang. Kai menatapku dengan tatapan ‘ada apa?’
          Kali ini, aku harus merobohkan tameng kegengsianku. Aku harus bisa profesional. Itu resiko pekerjaan, aku tak boleh egois. Yakin tak yakin, kakiku melangkah kedekat Chanyeol. Naah, ini yang aku benci. Jika dekat dengannya, jantungku selalu tidak beres. Kadang berdetak dengan cepat, kadang terasa tida berdetak sama sekali.
          “Maaf mengganggu waktumu. Maaf sebelumnya, ini aku lakukan karena tuntutan pekerjaan. Maaf, kuulangi lagi. Hari ini, kita akan mengisi sebuah acara bersamaan.” Bibirku bergetar. C’mon! Aku sedang tidak mood bertengkar kali ini.
          “Kita ngapain?” Kita? Tidur! Tentu bekerja elf!
          “Berduet, lagunya dirahasiakan. Kau bawa gitar, itu suruhan dari manajer kau sendiri. Maaf, jika mengganggu waktumu. Tapi kita harus berangkat sekarang. Akupun menunda makan siangku. Maaf sebelumnya. Anyeong!”
          Kalian kaget? Ya, aku memang biasanya bersikap seperti itu kepada orang selain Chanyeol. Tapi kini aku juga ikut-ikutan bersikap seperti itu. Entah, aku tahu ini terdengar gila, tapi ini kenyataannya. Jika berdekatan dengannya, jantungku memang tidak beres. Hal itu terbayar impas dengan apa yang ia berikan kepadaku. Saat dekat dengannya, aku merasa bebas. Tidak ada yang perlu aku tutupi.
          “Boleh, kalau begitu.. Ayo sekarang kita berangkat. Ambil tasmu. Kutunggu kau di gerbang sekolah.”
          HAH? Twewewewew...
          Seisi sekolah geger. Baru kali ini seorang Chanyeol berkata baik kepada Rinri. “Kau tidak salah ngomong kan?” Kai angkat suara.
          “Memang ada yang salah ya? Ayo Rinri, manajermu akan mengobrak-abrik seisi Seoul jika kau terlambat.”

          Sepulang acara..
          “Gamsahamnida Chanyeol-ssi..”
          “Cheonma... Yasudah, kau pulang sana. Aku juga harus mencuci mobilku dulu. Pasti bau, soalnya baru saja di duduki oleh ratu sampah.”
          Tuh, lihatlah... Ia yang menalu gendang perang duluan. “Iya, sana pulang. Kuyakin Mama-mu akan bawel tidak terhingga. Mana anakku? Apa dia sudah makan? Harusnya ia menggunakan sweater ini.. Awas kau terjatuh nak...”
          Yes! Berhasil. Pipinya merona malu, eh itu malu atau marah ya?
          BUSH..... Mobilnya melaju kencang. Yaaa, sepertinya ia marah. Besok aku harus meminta maaf. “Na waseyo girls!!!”
          “Eomma, si tuyul hitam membawakan kami Ramyeon. Khusus untukmu, ada chicken teppanyaki.” Kai? Mengirimi kami makanan? Tumben. “Apa dia menitip salam atau semacam itu?”
          “Iya, tadi ia mengatakan ‘titip salamku kepada My CanRi ya’” Ji So berbicara seolah-olah ia adalah Kai. Akhirnya, anak itu perhatian juga padaku.. Pada satu-satunya keluarga yang ia punya di Seoul. Aku harus membalasnya. Tapi ia mau apa yaa?
          “Kalian sudah makan?” tanyaku. “Yang lain sedang, kalau aku sudah. Hehehe.. Habisnya tadi Kai datang disaat yang tepat. Kami semua baru selesai latihan tadi”
          Waaaa.. Gomawo Baby Jo~ Muach! Love you! “Hey eonni, bagaimana enakkah?”
          “Bwini Swangbat Bwenawk” Je Soo, Je Soo... Hrusnya kau habiskan dulu makananmu barbicara. “Ah... Maaf, tadi mulutku penuh. Kai-mu itu sangat hebat. Menurutku ia salah satu member exo yang baik selain Suho...”
          “Lalu yang terjahat siapa?”
          “Pastinya Byun Baekhyun!!” Hah! Dia bisa saja ikut menenangkanku jika aku dan Chanyeol bentrok. Sendirinya, pasti ia lebih susah ditenangkan jika bertengkar dengan namja yang bernama Byun Baekhyun. -_-
          “Itusih hanya padamu saja Eon~ Haahahah”
          Iya, memang benar. Menurutku, Baekhyun namja yang baik, manis, imut, ramah pula. Tapi entahlah, kenapa ia bisa saja selalu bertengkar dengan uri leader.
          “Hey, kenapa jadi membahas Baekhyun huh? Sana tidur. Aku tau kau pasti kelelahan setelah jalan berdua dengan Yeollie-mu.”
          What?! My Yeoliie? Whieks! Never!! Andwe!! Kau ya Eon~ pasti saja balas dendam. Arra arra, aku tidak akan menggodamu lagi. Tidur, adalah saran terbaik. Thanks Eonni~ Haha..
          “Baiklah... Ayo, kalian semua tidur~ Jangan lupa. Besok kita ada jadwal dengan salah satu boyband. Ayo-ayo...” Aku memulai kebiasaanku, menggiring mereka ke alam mimpi.
          “Apa imbalannya untuk kami?” celetuk Rinrin.
          Heeeiiii.... Masih minta imbalan? “Baiklah, siapa yang paling duluan tidur, akan aku buatkan makan malam khusus.”
          Ddap tap Dap. “Aw!” “Hei! Jangan lari-larian begitu, nanti kalian sakit. Sini Boram, biar kubantu.”
          “Tak usah Eomma, eomma only have to think about our dinner okay?”
          Ini adalah sogokan paling ampuh untuk member MAGMA. Siapasih member kami yang tidak tergiur oleh makanan. Apalagi masakanku. Aku tidak tahu seberapa istimewa masakanku hingga para member akan berburu untuk mendapatkannya. -_-
          Kamarku (Rinri-JeSoo) sudah sesak dengan aroma lavender. Aroma kesukaan Je Soo. Sebenarnya, aku kurang suka.. Tapi apaboleh buat? Kitakan berbagi kamar...
          “Hoaamm....” Berbaring di kasur setelah melaksanakan segudang aktifitas memang menyenangkan! Terlebih lagi, sedari tadi Chanyeol bersikap lumayan ramah. Tadi ia mulai mengajakku berbicara, bahkan tadi sebelum pulang ia sempat menawariku makan malam. Tapi kalian tahukan apa responku. Ya, tentu saja aku menolaknya. Mana ada musuh bisa saling berdekatan?
          Ini hari yang melelahkan, aku yang membuat hari ini terlihat melelahkan sekaligus menyenangkan. Bingung? Aku juga bingung. Ah? Apa yang aku katakan. Sudahlah, mungkin otakku sedang konslet. Its, sleep time.. Jaljayo readers..
||||
          Mumpung, hari ini sekolah sedang senggang, bisa kumanfaatkan dengan meminta bantuan Kai untuk mengajariku dance! Aku tak mau image MAGMA turun hanya karena kemampuanku yang benar-benar.... Err-memilukan..
          Seperti biasa, bocah-bocah alien itu sekarang berada di taman belakang sekolah.. Bisa dibilang ini base camp mereka...
          “Baby Jo~ ayo Ajari aku dance!” Ini memang dihadapan member Exo, dan tentunya dihadapan Chanyeol. Matanya berkilat. Salahkah tingkahku? Dia kan sepupuku? Tapikan Chanyeol tidak tahu bahwa dia sepupumu PABO!!! Lagian, kenapa aku harus memikirkannya, itukan urusan Chanyeol. Mau ia marah atau tidak, yang penting aku suka.
          “Berhenti bertingkah seperti yeoja kecentilan.”
          See? Akhirnya dia ngambek juga. “Maaf, Chanyeol-ssi, tapi aku nyaman dengan tingkahku. Lalu apa urusanmu?”
          Kulihat lidahnya kelu. Ya memang apa urusannya? Kenapa melarangku? “Iya, benar itu Yeol, apa urusanmu. Memangnya salah jika Kai dan Rinri berdekatan? Mereka kan sama-sama single, jadi bukan suatu masalah. Bukankah begitu Ri-ah?”
          Kyaaa.... Suho-ssi, kau memang guardian angel! “Terimakasih Suho-ssi. Oh ya, malam ini... Aku dan para member MAGMA akan mengadakan makan malam kecil-kecilan. Berhubung hanya kau member yang sama sekali tidak memiliki masalah dengan kami, maka aku mengundangmu. Datanglah pukul 8 jika kau tidak ada jadwal.”
          Mata Suho mengerjap. “Jinja?”
          “Ne, ngomong-ngomong, ini masakanku.” terangku
          “Aku datang, aku akan datang. Aku pasti datang! Yeay! Akhirnya aku diundang MAGMA! Huaaa..”
          Ia loncat-loncat kegirangan. Setiap orang akan merasakan efek yang sama jika aku memberitahukan aku yang memasak. Separah itu ya? -_-
          “My CanRi, kenapa aku tak diundang?”
          “Kau lupa Baby Jo? Ada memberku yang kurang suka denganmu. Tenang saja, kau mau makan apa? Nanti akan aku masakan.”
          Kai mengangguk cepat. “Besok aku mau bento darimu. Ok? Masakan yang enak.”
          “Kami juga!” yup, aku gembira. Akhirnya masakanku disukai banyak orang. “Apakah kau tak mau Yeol?” tanya Lay.
          “Aku tidak mau, rasanya masakan kantin lebih baik.”
          JLEB. Ma-Masa.. Masakan kantin.. Lebih enak...
          Masakanku masih buruk? Tubuhku kaku, mata ini menatapnya dengan tatapan. ‘Seburuk itukah masakanku?’
          Aku sering diejek oleh banyak orang awalnya, aku tidak pernah sakit hati. Tapi kenapa, saat dia. Saat dia meremehkanku. Aku merasa jatuh. Aku merasa gagal. Kenapa? Aneh.
          “Kalau kalian mencariku, aku ada di taman belakang. Muak jika harus bertatap muka dengan yeoja aneh ini.”
          Diapun pergi, dia pergi setelah menorehkan luka dihati. Aku yang berdiri tegak kini ambruk. Seolah kakiku ini sudah tak kuat menahan beban di hati. Suho dengan gesit meraih bahuku. Refleks, aku memeluk Suho erat. Kai ikut mengusap lembut rambutku. Sedangkan yang lainnya, ikut duduk mengerumuniku.
          Memang diantara member MAGMA, aku paling dekat dengan Exo. Ya, walaupun kecuali Chanyeol. Tapi Chanyeol, ia cukup dekat dengan Boram. Aku sempat memergoki mereka jalan di dekat kedai Ice cream. Pernah terbesit rasa sesal saat mengetahui yeoja yang disamping Chanyeol itu Boram. Bukan aku.
          Aku merasa, jari-jari Sehun akan ikut mengusap bulir air mataku. Tapi semua itu tidak terjadi, karena apa? Ada sebuah tangan yang menahan pergerakan jari Sehun. Dan tangan itu milik Chanyeol. Ditariknya aku secara paksa.
          Aku senang, jadi dia menarikku. Ini hal yang sudah lama kutunggu. Tapi mengingat apa yang telah ia lakukan tadi.... Kutepis kasar tarikan tangannya.
          “Kenapa kau menarikku? Bukankah kau bilang kau muak jika harus bertatap muka denganku?”
          Bibrnya baru saja akan menjawab, tapi aku mulai berlari. Aku tidak mau dianggap wanita lemah, sudah susah payah kubangun benteng pertahanan. Tapi apa? Benteng ini roboh hanya dalam hitungan detik.
          Kedua tangan Chanyeol menarikku kedalam pelukannya. Otakku berkata untuk lari, tapi tubuhku menolaknya dengan keras. Tubuhku ini terlalu nyaman berada dalam pelukan Chanyeol. Lebih nyaman dibandingkan pelukan Je Soo sekali-pun.
          “Kenapa jadi adegan peluk-pelukan dengan Suho huh?”
          “Dia yang menarikku...” Bodoh! Apa yang aku katakan, ini semakin menunjukan bahwa aku lemah!
          “Lain kali, jika ada namja yang mendekatimu.. Kau harus pergi. Jangan keganjenan seperti tadi.” What? Ganjen? It means centil right?
          Aku melepaskan diri dari pelukannya. Sangat disayangkan. Tapi, aku harus. Uh? Bagaimana ini? Aku malah jadi lupa apa yang akan aku katakan. Oh iya.
          “Apa maksudmu kecentilan?”
          “Kenapa kau tadi menghampiri kami? Kau juga selalu memanggil Kai dengan sebutan Baby Jo~ Setahuku kalian tidak berpacaran. Ah apa sudah?”
          Mata Chanyeol sayu, tersorot kesedihan di air wajahnya. “Kau kan tahu, aku adalah member MAGMA yang paling dekat dengan Exo. Lagipula apa salahnya menyebut sepupu sendiri dengan panggilan Baby Jo?”
          Ia yang asalnya tertunduk, langsung mendongak ketika mendengar kata sepupu. “Maksudmu?”
          “Dia sepupuku. Hanya aku keluarga yang ia miliki di Seoul. Begitu juga sebaliknya. Itu alasan kenapa kami terlihat sangat akrab.”
          “Leganya........ Aku kira kalian berpacaran.”
          Perkiraan yang salah Yeol.. Haha.. Tiba-tiba terlintas diotakku sekelebat bayangan beberapa bulan yang lalu. Waktu itu aku melihat Chanyeol berjalan di dekat kedai ice cream begitu dekat, sebenarnya hal itu cukup menguras iman sih, tapi apa hakku? Lagian aku juga bingung kenapa aku bisa kesal setengah mati saat itu -_-
          “Lalu bagaimana denganmu? Dengan kau dan Boram?”
          Ia menatapku seakan mengatakan ‘kau cemburu?’ Tentu aku menggeleng. “Aku hanya ingin tahu..”
          “Ia sahabatku sejak kanak-kanak. Aku tidak pacaran. Tidak mungkin aku berpacaran dengannya sedangkan ia menyukai Kai.”
          Mwo?! Boram? Kai? “Boram menyukai Kai?”
          Senyum elastisnya melebar. “Iya, ia sering curhat padaku. Dan dia selalu berkata jujur. Aku sempat menyukainya, tapi aku segera sadar bahwa itu tumbuh karena kami sering bersama. Aku menyayanginya sebagai seorang kakak kepada adiknya.”
          FYUUUHHHHHHH leganya!!! Jadi mereka tidak pacaran?! YEAY!!! “Lalu untuk sekarang ada orang yang kau sukai?”
          Mata Yeol mengerjap 2 kali. Aku tahu, itu pengganti anggukan bukan? “Eh, bukan suka sih.. Tapi aku sudah mencintainya. Mencintainya sejaik pertama masuk ke dunia entertaiment.”
          Deg..
          Sakit... Ternyata ia sudah menyukai seseorang. Terlebih sudah lama ia masuk kedunia entertaiment. sudah 4 tahun bukan? “Si.... sii..siapp..siapa Yeoja itu?” mataku memanas. Sungguh jika dia tidak mencengkram bahuku, munghkin aku sudah ambruk sperti tadi.
          “Yeoja itu ramah, keibuan, sopan.. Namun bisa saja dengan cepat bersifat manja. Sungguh menggemaskan. Masakan buatannya sangat enak, Kai selalu membuntutinya. Aku pernah berpikir mereka berpacaran.. Tapi aku salah, mereka hanya sepupuan. Hatiku lega, bagai ada ribuan kupu-kupu yang terbang dari perutku. Tadi dia membuatku cemburu berat dengan mengajak Suho makan malam. Jadi kuptuskan mengejeknya. Sebenarnya aku tidak mau ia menangis, aku hanya ingin memberinya ultimatum untuk tidak dekat dengan pria lain. Tapi sayang, ia salah mengartikan.... Lalu, saat aku pergi., Suho dengan enaknya memeluk yeoja itu. Aku geram. Jika tak ingat bahwa ia hyung-ku.. Aku pasti sudah melayangkan tinju terbaikku ke jidat cantiknya itu.... dan ketika yeoja itu tersenyum... Langit menangis, karena langit tidak cukup indah untuk menandinginya.. Lalu.. Yeoja itu...”
          Cukup. Aku sudah mengerti penjelasannya. Tak perlu kau jelaskan lagi.. “Yeoja yang kau maksud aku?”
          “Ne.”
          “Lalu kenapa tadi kau mengejek masakanku?” Aku sewot. Jelas kesal. Ia mengejekku seolah tiada hari lagi.
          “Kau tidak paham? Aku tidak suka kau keganjenan dekat dengan Suho. Apa bagusnya ia? Ia itu lemah. Tidak tampan, sok kaya, dan blablabla..
          Kucubit lengannya keras. “Appo!”
          “Jangan menjelekkan orang seperti itu. Tidak baik!”
          “Hah? Tidak baik? Lalu kenapa kau selalu menjelekanku?”
          Senyum simpul tercipta diantara kedua pipiku. “Karena kau bukan manusia Yeol~ Kau seorang elf! Huauauauauahahhahaha..”
          Deg...... Dag.. Dig... Dug... Dor! Ia mencubit pipiku! Yeayyyy!!! Eh? Kok aku malah senang? Harusnya aku kesakitan! Ish Pabo Rinri!
          “Tidak sopan mengatai namjachingumu seorang elf.. Cupcake~”
          Tenggorokanku kering. Ada yang punya permen pelega tenggorokan? Kalau ada, aku pinta satu. Namjachingu? Cupcake?
          “Tak perlu bertanya, kau pasti sudah tau maksudku. Jadi, apa aku ikut diundang makan malam?”
          AH! Kutepuk-tepuk pipiku ringan. Setelah memastikan bahwa ini bukanlah mimpi aku baru mulai menjawab pertanyaan Yeol. Menjawab pertanyaan dengan pertanyyan pula.
          “Aku curiga kau ingin berpacaran denganku hanya karena makan malam itu.”

Chanyeol POV
          “Aku curiga kau ingin berpacaran denganku hanya karena makan malam itu.”
          Bibirnya cherry-nya maju. Pipinya itu memerah. Sumpah, kali ini aku sedang melihat tomat hidup didepan mataku. Lucunya~
          “Kalau iya kenapa?”
          Matanya melebur. Tampaknya ia akan menangis lagi. Eh... Tadikan itu hanya bercandaa.. Yak Rinri jangan menangis! Aku tak tahu alasanku bisa jatuh cinta kepadamu.. Jebal! Ini semua salahku! Dan salah satu kesalahan terbesarku, sekarang aku hanya megap-megap takut dihadapannya.
          “Jadi benarkan itu alasannya?”
          “Aniya!” Cepat kubantah. “Aku tidak tahu alasan aku bisa mencintaimu. Bukankah cinta tak butuh alasan?”
          pipinya menomat (?) kembali. Ahhahah.. Yeoppo!! Ke hapus jejak air matanya dengan sapu tangan favoritku. Mataku menatapnya lurus-lurus. Mencoba mengatakan ‘aku minta maaf’
          Tapi apa responnya? Aku kira ia akan mengannguk lalu kembali memelukku. Tapi aku salah. Ia memang yeoja yang berbeda. Tak salah hatiku jatuh di hatinya. “Yak!! Kenapa jadi melankolis begini? Sudah! Kau mau ikut makan malam di dorm-ku tidak? Kalau mau, kajja kita cari pakaian yang cocok untukmu. Aku tak mau namjachingu pertamaku tampak jelek di makan malam ini.”
          Aku lega, ia memang gadis yang periang. “Kupastikan aku namjachingu pertama dan terakhir-mu Park Rinri~”
          Iya menangguk, memberiku semangat optimis bahwa ialah yang akan menjadi pendamping hidupku kelak. “Ppali-ya Elf! Kejar aku kalau bisa!!!”
          Kurang ajar, memanggilku dengan sebutan Elf! Lagi?! Awas kau Cupcake-ku!!1 Walaupun kau tinggi, tapi tetap saja langkahku lebih panjang. Hahahahahha... Kau yang memulai permainan ini. Maka bersiap-siaplah untuk kutangkap.

                                                                 END
          Gimana? Bagus? Makasih udah mau baca. Maaf kalau tidak sesuai dengan apa yang chingu inginkan. Mian~ Ohiya, dengna ini Author mengucapkan... Selamat tahun baru!!!! Semoga resolusi kalian kecapai semua!! Amin... Buabye readers.. Saranghae! Ini emaknya dari ChanRi couple and dll... Secepatnya akan saya post.. Byee, jangan lupa tinggalkan jejak arra!!! Salanghae (ala olang cadel)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Untouchable world Template by Ipietoon Cute Blog Design and Homestay Bukit Gambang